Kekaisaran Persia (Persia: امپراتوری
ایران) adalah sejumlah kekaisaran bersejarah yang berkuasa di
Dataran Tinggi Iran, tanah air asal Bangsa Persia, dan
sekitarnya termasuk Asia Barat,
Asia Tengah dan Kaukasus. Saat ini nama Persia dan Iran sudah menjadi kebiasaan; Persia
digunakan untuk isu sejarah dan kebudayaan dan Iran digunakan untuk isu
politik. Bangsa yang dikemudian hari memproklamirkan diri sebagai Republik
Islam Iran ini didominasi oleh Syi'ah.
Kekaisaran Media dan Kekaisaran Akhemeniyah (3200SM – 330SM)
Dari tulisan-tulisan sejarah, peradaban Iran yang pertama ialah Proto-Iran,
diikuti dengan peradaban Elam.
Pada milenium kedua dan ketiga, Bangsa Arya
hijrah ke Iran dan mendirikan kekaisaran pertama Iran, Kekaisaran Media
(728SM-550SM). Kekaisaran ini telah menjadi simbol pendiri bangsa dan juga
kekaisaran Iran, yang disusul dengan Kekaisaran
Akhemeniyah (648SM–330SM) yang didirikan oleh Koresh yang Agung.
Koresh Agung juga terkenal sebagai pemerintah
pertama yang mewujudkan undang-undang mengenai hak-hak kemanusiaan, tertulis di
atas artefak yang dikenal sebagai Silinder Koresh. Ia juga
merupakan pemerintah pertama yang memakai gelar Agung dan juga Shah Iran. Di zamannya, perbudakan dilarang di
kawasan-kawasan taklukannya (juga dikenal sebagai Kekaisaran Persia.)
Gagasan ini kemudian memberi dampak yang besar pada peradaban-peradaban manusia
setelah zamannya.
Kekaisaran Persia kemudian diperintah oleh Cambyses
selama tujuh tahun (531SM - 522SM) dan kemangkatannya disusul dengan perebutan
kuasa. Akhirnya Darius
yang Agung (522SM -486SM) menang dan dinyatakan sebagai raja.
Ibu kota Persia pada zaman Darius dipindahkan ke Susa dan ia mulai membangun Persepolis. Sebuah terusan
di antara Sungai Nil dan Laut Merah turut dibangun
dan menjadikannya pelopor untuk pembangunan Terusan Suez. Sistem jalan
juga turut diperbaharui dan sebuah jalan raya dibangun menghubungkan Susa dan Sardis. Jalan raya ini dikenal sebagai Jalan Kerajaan.
Selain itu, mata uang syiling
dalam bentuk daric
(syiling
emas) dan juga Shekel (syiling
perak) diperkenalkan ke seluruh dunia. Bahasa
Persia Kuno turut diperkenalkan dan diterbitkan di dalam
prasasti-prasasti kerajaan.
Di bawah pemerintahan Koresh yang Agung dan Darius
yang Agung, Kekaisaran Persia menjadi sebuah kekaisaran yang terbesar dan
terkuat di dunia zaman itu. Pencapaian utamanya ialah sebuah kekaisaran besar
pertama yang mengamalkan sikap toleransi dan menghormati budaya-budaya dan
agama-agama lain di kawasan jajahannya.
Kekaisaran Seleukus (330SM ~ 248SM)
Pada tahun 330SM Kekaisaran
Akhemeniyah diserang oleh Kerajaan Yunani yang di
pimpin salah satu jenderal dari Alexander Agung yang
bernama Seleukus dan lahirlah
pemerintahan baru Persia yaitu Kekaisaran
Seleukus dari Yunani. Seleukus mengangkat dirinya menjadi Kaisar
setelah Alexander Agung wafat.
Kekaisaran Iran Ketiga: Kekaisaran Parthia (248SM – 224M)
Parthia
bermula dengan Dinasti Arsacida yang menyatukan dan memerintah
dataran tinggi Iran, yang juga turut menaklukkan wilayah timur Yunani pada awal abad ketiga Masehi dan juga Mesopotamia antara tahun
150 SM dan 224 M. Parthia juga merupakan musuh bebuyutan Romawi di sebelah
timur, dan membatasi bahaya Romawi di Anatolia. Tentara-tentara Parthia terbagi atas
dua kelompok berkuda, tentara berkuda yang berperisai dan membawa senjata
berat, dan tentara berkuda yang bersenjata ringan dan kudanya lincah bergerak.
Sementara itu, tentara Romawi terlalu bergantung kepada infantri, menyebabkan
Romawi sukar untuk mengalahkan Parthia. Tetapi, Parthia kekurangan teknik dalam
perang tawan, menyebabkan mereka sukar mengawal kawasan taklukan. Ini
menyebabkan kedua belah pihak gagal mengalahkan satu sama lain.
Kekaisaran Parthia tegak selama lima abad (Berakhir
pada tahun 224 M,) dan raja terakhirnya kalah di tangan kekaisaran lindungannya,
yaitu Sassania.
Kekaisaran Iran Keempat: Kekaisaran Sassania (226–651)

Sejarah Iran seterusnya diikuti dengan konflik
selama enam ratus tahun dengan Kekaisaran Romawi. Menurut sejarawan, Persia
kalah dalam Perang al-Qādisiyyah (632 M) di Hilla,
Iraq. Rostam Farrokhzād, seorang jenderal Persia, dikritik
kerana keputusannya untuk berperang dengan orang Arab di bumi Arab sendiri.
Kekalahan Sassania di Irak menyebabkan tentara mereka tidak keruan dan akhirnya
ini memberi jalan kepada futuhat Islam atas Persia.
Era Sassania menyaksikan memuncaknya peradaban Persia, dan merupakan kekaisaran
Persia terakhir sebelum kedatangan Islam.
Pengaruh dan kebudayaan Sassania kemudian diteruskan setelah pemelukan Islam
oleh bangsa Persia.
Islam Persia dan Zaman Kegemilangan Islam Persia (700–1400)
Setelah pemelukan Islam, orang-orang Persia mulai
membentuk gambaran Islam Persia, di mana mereka melestarikan gambaran sebagai
orang Persia tetapi pada masa yang sama juga sebagai muslim. Pada abad ke-8 M,
Parsi memberi bantuan kepada Abbassiyah
memerangi tentara Umayyah, karena Bani
Umayyah hanya mementingkan bangsa Arab dan memandang rendah kepada orang
Persia. Pada zaman Abbassiyah, orang-orang Persia mulai melibatkan diri dalam
administrasi kerajaan. Sebagian mendirikan dinasti sendiri.
Pada abad kesembilan dan kesepuluh, terdapat
beberapa kebangkitan ashshobiyyah Persia yang menentang gagasan Arab sebagai
Islam dan Muslim. Tetapi kebangkitan ini tidak menentang identitas seorang Islam.
Salah satu dampak kebangkitan ini ialah penggunaan bahasa Persia sebagai
bahasa resmi Iran (hingga hari ini.)
Pada zaman ini juga, para ilmuwan Persia
menciptakan Zaman Kegemilangan Islam. Sementara itu Persia
menjadi tumpuan penyebaran ilmu sains, filsafat dan teknik. Ini kemudian
memengaruhi sains di Eropa dan juga kebangkitan Renaissance.
Bermula pada tahun 1220, Parsi dimasuki oleh
tentera Mongolia di bawah pimpinan Genghis Khan, diikuti
dengan Tamerlane, dimana kedua
penjelajah ini menyebabkan kemusnahan yang parah di Persia.
Islam Syi'ah, Kekaisaran Safawi, Dinasti Qajar/Pahlavi dan Iran Modern (1501 – 1979)
Parsi mulai berganti menjadi Islam Syiah pada zaman Safawi, pada tahun 1501.
Dinasti Safawi kemudian menjadi salah sebuah penguasa dunia yang utama dan
mulai mempromosikan industri pariwisata di Iran. Di bawah pemerintahannya,
arsitektur Persia berkembang kembali dan menyaksikan pembangunan
monumen-monumen yang indah. Kejatuhan Safawi disusuli dengan Persia yang
menjadi sebuah medan persaingan antara kekuasaan Kekaisaran Rusia dan Kekaisaran
Britania (yang menggunakan pengaruh Dinasti Qajar). Namun begitu,
Iran tetap melestarikan kemerdekaan dan wilayah-wilayahnya, menjadikannya unik
di rantau itu. Modernisasi Iran yang bermula pada lewat abad ke-19,
membangkitkan keinginan untuk berubah dari orang-orang Persia. Ini menyebabkan
terjadinya Revolusi Konstitusi Persia pada tahun 1905 hingga 1911. Pada tahun
1921, Reza Khan (juga dikenal
sebagai Reza Shah) mengambil alih tahta melalui perebutan kekuasaan dari Qajar
yang semakin lemah. Sebagai penyokong modernisasi, Shah Reza memulai
pembangunan industri modern, jalan
kereta api, dan pendirian sistem pendidikan tinggi di Iran. Malangnya, sikap
aristokratik dan ketidakseimbangan pemulihan kemasyarakatan menyebabkan banyak
rakyat Iran tidak puas.
Pada Perang Dunia II, tentara
Inggris dan Uni Soviet menyerang Iran dari 25 Agustus hingga 17 September 1941,
untuk membatasi Blok Poros dan menggagas infrastruktur penggalian minyak Iran.
Blok Sekutu memaksa Shah untuk melantik anaknya, Mohammad
Reza Pahlavi menggantikannya, dengan harapan Mohammad Reza menyokong
mereka.
Malangnya, pemerintahan Shah Mohammad Reza bersifat
otokratis. Dengan bantuan dari Amerika dan Inggris, Shah meneruskan modernisasi
Industri Iran, tetapi pada masa yang sama menghancurkan partai-partai oposisi
melalui badan intelijennya, SAVAK.
Ayatollah Ruhollah Khomeini menjadi
oposisi dan pengkritik aktif terhadap pemerintahan Shah Mohammad Reza dan
kemudian ia dipenjarakan selama delapan belas bulan. Melalui nasihat jenderal Hassan Pakravan, Khomeini dibuang ke luar
negeri dan diantar ke Turki dan selepas itu ke Irak.
SUMBER:http://id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkicau