Sabtu, 14 Desember 2013

Delusi Pejabat

Suatu hari nanti aku jadi pejabat, aku akan punya istri simpanan yang sexy dan akan kuberikan istri simpananku sebuah rumah di komplek lengkap dengan segala fasilitas yang penjagaannya 24 jam dan akan ku belikan istri simpananku sebuah mobil baru grand livina warna merah dan aku tidak peduli dengan apa yang rakyatku rasakan..hahahaa itu lah aku sang diktator negara.  

Ketika aku tahu bahwa istri simpanan ku belum bisa mengendarai sebuah mobil ttp aku belikan mobil. Karena aku tahu bahwa teman-temannya dia pada bisa mengendarai mobil.
Dan ketika itu waktu aku mengantarkan mobil merah grand livina ternyata pas kebetulan h
ari jumat. Dan pada saat itu aku tidak tahu lagi mau mencari masjid ke mana, karena di pikiran ku hanya ada kiblat di bawah pusat sang istri simpanan ku dirumah komplek bernomor B.9.
 

Kutinggalkan saja mobil itu di rumah istri simpananku dan aku pulang dengan perasaan bahagia karena satu orang telah ku bahagiakan dengan mengorbankan banyak orang. Aku tidak peduli dengan keaadann orang yang aku korbankan. Terkadang aku juga sedih, berpikir di luar sana masih banyak orang yang tidak mampu rakyat" di bawah naungan ku, dulu aku mengumbar janji kepada masyarakat bahwa aku akan membahagiakan masyarakat yang telah mendukung aku. Tapi kemauan simpananku tidak mampu aku halangi karena dia memberikan aku kenikmatan, sedangkan rakyat ku hanya memberikan aku dukungan.

 Memang surga dibawah selangkangan simpanan, mungkin itu yang menjadi semboyan hidupku sekarang, mungkin bukan cuma aku sang pejabat yang mempunyai simpanan, pejabat yang lain juga banyak memiliki simpanan, yaa mau dikata apa, kenikmatan lebih indah ada di selangkangan, bukan di rakyat.  

Malam ini simpananku pasti masih merasakan kesenangannya memiliki mobil baru yang aku berikan. Mobil itu tidak seberapa harganya dibandingkan kenikmatan di bawah pusatnya itu, coblosan 1 dukungan memberikan aku tuk melangkah mengejar kenikmatan itu. Dan di posisi aku, di tempat aku berkerja membuat aku mampu melupakan aspirasi masyarakat yang seharusnya aku dengar bukannya untuk aku abaikan. Tetapi di mana aku selalu berpikir aku harus mendengarkan aspirasi simpananku , bahwa itu yang lebih penting dari masyrakat karena simpananku memberikan aku kenikmatan sedangkan masyrakat ku memberikan aku dukungan.

NGIIKKKKK..Bunyi ban berdecit dengan aspal ketika tuas rem tangan itu di tarik secara cepat, mungkin seperti itu perasaan rakyat yang aku abaikan dengan semua janji janji yang pernah aku taburkan kepada mereka saat mengkampanyekan politik yang aku usung, ya perasaan yang rakyat seperti ban mobil yang bergesekan dengan aspal ketika tuas rem ditarik paksa saat kendaraan melaju cukup cepat, pasti meninggalkan bekas yang sulit dihilangkan.

Pernah terbayang di pikiranku mungkin seperti gelapnya warna ban yang berdecit dengan aspal, mungkin seperti it itu juga nantinya masyrakat ku menilai aku. Dimana noda itu sudah tidak bisa hilang dari kasarnya aspal, dimana uangku sudah gundul seperti ban mobil. Apa daya aku nanti untuk menarik perhatian masyarakat untuk berpaling lagi kepadaku.? Aku pernah berpikir kalau aku memiliki semua keglamoran hidup seperti apa yang aku rasakan sekarang mungkin aku akan sangat bahagia, yaa aku memang bahagia karena dunia terasa milikku dan istri simpananku. Mungkin aku lebih memilih mengabaikan rakyatku demi seorang wanita sexy nan menggairahkan, aku akan lebih takut bahkan sangat takut ditinggalkan istri simpananku dibandingkan ditinggalkan semua rakyatku.


TO BE CONTINUE...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkicau